Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Catatan Perjalanan dari Amsterdam: Tentang Palestina dan Suara Kemanusiaan



Catatan Perjalanan dari Amsterdam: Tentang Palestina dan Suara Kemanusiaan
Oleh: H. Musaffa' Safril
(Ketua PW GP Ansor Jawa Timur) 

Perjalanan kami ke Belanda dalam rangka mengikuti Biennial International Conference yang diselenggarakan oleh PCINU Belanda meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam dari sekadar menghadiri sebuah forum internasional. Di sela-sela rangkaian acara, ada pelajaran berharga yang kami temukan di jalanan Amsterdam, pelajaran tentang kemanusiaan.

Ketika kami berjalan dari hotel tempat menginap menuju lokasi konferensi di Indonesia House Amsterdam yang terletak di kawasan Amsterdam Zuid, mata kami disuguhi pemandangan yang menggetarkan hati: bendera-bendera Palestina berkibar di balkon-balkon maisonette house — semacam apartemen tempat tinggal warga Amsterdam.

Bahkan di tembok-tembok stasiun kereta api dan halte bus, kami menemukan banyak tulisan dan mural yang menyerukan “Free Palestine.” Coretan itu bukan sekadar tulisan, melainkan ekspresi nurani dari orang-orang yang peduli terhadap penderitaan sesama manusia.

Suasana solidaritas semakin terasa ketika kami melintasi kawasan Amsterdam Central. Di ruang-ruang terbuka yang ramai, sejumlah warga berdiri dengan damai menyuarakan dukungan untuk Palestina. Mereka membentangkan poster, berbicara kepada publik, bahkan membuka donasi sukarela. Semuanya dilakukan dengan kesadaran penuh dan tanpa keributan — hanya suara kemanusiaan yang bergema.

Melihat semua itu membuat kami merenung. Bahwa perjuangan untuk Palestina bukan hanya soal agama, tetapi tentang rasa kemanusiaan yang tak mengenal batas keyakinan maupun kebangsaan. Orang-orang yang kami temui di jalanan Amsterdam itu membuktikan bahwa kepedulian bisa tumbuh di mana saja dan dari siapa saja, selama hati masih hidup dan nurani masih menyala.

Catatan kecil dari perjalanan ini menjadi pengingat bagi kami, delegasi GP Ansor Jawa Timur, bahwa tugas perjuangan tidak berhenti di dalam negeri. Di mana pun kami berada, kami membawa semangat yang sama: membela nilai-nilai kemanusiaan, menegakkan keadilan, dan terus berpihak pada mereka yang tertindas.

Posting Komentar untuk "Catatan Perjalanan dari Amsterdam: Tentang Palestina dan Suara Kemanusiaan"